-
This is default featured slide 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.
-
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.
-
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by NewBloggerThemes.com.
Pergaulan Remaja Kristen
Pergaulan
Sejak semula
manusia diciptakan Tuhan untuk saling bersekutu (bergaul) dengan seluruh
ciptaan Tuhan (semua mahluk). Jika kita membaca Kejadian 1 : 28 tentang :
“Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu,
berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala
binatang yang merayap di bumi”. Perintah Tuhan itu bukanlah semata-mata
menunjuk kepada perintah untuk berkeluarga dan berketurunan, serta menguasai
segala mahluk. Tapi perlu dilihat bahwa perintah dimana Tuhan menginginkan
manusia itu untuk membentuk pergaulan baik diantara sesama manusia juga
terhadap mahluk lain. Bagaimana pergaulan itu tercipta dan terjalin antara
sesama dalam keluarga, pun bagaimana pergaulan dengan mahluk lainnya.
Sejarah perjalanan bangsa Israel dari Mesir menuju Kanaan, pun menggambarkan bagaimana keinginan Tuhan membentuk satu persekutuan antara sesama di tengah-tengah satu bangsa. Selama kurun waktu 40 tahun (perjalanan dari Mesir ke Kanaan) Tuhan memberikan waktu untuk proses pembentukan satu bangsa yaitu bangsa Israel, waktu yang cukup lama. Sejarah itu menorehkan satu pemahaman yang besar, dimana persekutuan / pergaulan yang baik di tengah-tengah sesama dan pergaulan yang benar antara manusia (bangsa) dengan Tuhan, akan mendatangkan berkat. Dan sebaliknya pergaulan yang tidak benar akan mendatangkan malapetaka dan hukuman. Untuk itulah sebagai umat Kristen kita perlu mengingat kembali panggilan dan perintah Tuhan untuk dapat bergaul dengan baik dan benar terhadap : alam (mahluk lain), sesama manusia, dan Tuhan.
Sejarah perjalanan bangsa Israel dari Mesir menuju Kanaan, pun menggambarkan bagaimana keinginan Tuhan membentuk satu persekutuan antara sesama di tengah-tengah satu bangsa. Selama kurun waktu 40 tahun (perjalanan dari Mesir ke Kanaan) Tuhan memberikan waktu untuk proses pembentukan satu bangsa yaitu bangsa Israel, waktu yang cukup lama. Sejarah itu menorehkan satu pemahaman yang besar, dimana persekutuan / pergaulan yang baik di tengah-tengah sesama dan pergaulan yang benar antara manusia (bangsa) dengan Tuhan, akan mendatangkan berkat. Dan sebaliknya pergaulan yang tidak benar akan mendatangkan malapetaka dan hukuman. Untuk itulah sebagai umat Kristen kita perlu mengingat kembali panggilan dan perintah Tuhan untuk dapat bergaul dengan baik dan benar terhadap : alam (mahluk lain), sesama manusia, dan Tuhan.
Bergaul
dengan Alam (Mahluk lain)
Tuhan menciptakan langit dan bumi beserta segala isinya, termasuk manusia dan mahluk lain dengan sempurna, indah dan penuh kedamaian serta cinta kasih. Namun sejak manusia jatuh ke dalam dosa, mengakibatkan terjadinya perubahan penciptaan, hidup yang indah dan penuh kedamaian berganti dengan kehidupan yang penuh dengan kekacauan dan permusuhan. Akibat tirani dosa, permusuhan antar ular dan manusia pun terjadi, pembunuhan (kisah Kain dan Habel) pun mulai terlahir, kekerasan hidup pun mulai nampak, persaingan-persaingan pun tidak dapat dihindarkan. Dan kenyataan itu pun harus kita rasakan sampai sekarang ini. Bagaimana manusia yang pada mulanya diperintahkan untuk menguasai alam serta isinya dengan pengertian mengusahakan dan mengembangkannya dengan baik menjadi berubah dengan menguasainya dan mempergunakannya dengan semena-mena. Alam dan segala isinya pun menjadi sasaran kesemena-menaan dan keberingasan manusia. Pengrusakan tumbuh-tumbuhan, pemusnahan binatang-binatang, pengeksploitasian alam yang mengakibatkan kerusakan di semua belahan dunia. Dan kalau boleh saya katakan, sebaliknya pun alam dan mahluk lain pun kini benar-benar membuat permusuhan yang besar terhadap manusia. Ini terbukti dari banyaknya bencana alam yang terjadi, gempa, banjir, kekeringan, musim yang tidak menentu, ditambah lagi penyakit yang disebabkan oleh binatang-binatang, antraks, DBD, Flu burung, dsb. Pergaulan manusia dengan ciptaan lain sudah betul-betul rusak dan menimbulkan dampak yang sangat merugikan bagi semuanya. Untuk itu, sudah saatnya sebagai umat Kristen kita mengkaji ulang tentang panggilan dan perintah penciptaan itu, untuk hidup dalam damai sejahtera dalam persekutuan dan pergaulan yang baik terhadap alam dan segala mahluk ciptaan lainnya.
Tuhan menciptakan langit dan bumi beserta segala isinya, termasuk manusia dan mahluk lain dengan sempurna, indah dan penuh kedamaian serta cinta kasih. Namun sejak manusia jatuh ke dalam dosa, mengakibatkan terjadinya perubahan penciptaan, hidup yang indah dan penuh kedamaian berganti dengan kehidupan yang penuh dengan kekacauan dan permusuhan. Akibat tirani dosa, permusuhan antar ular dan manusia pun terjadi, pembunuhan (kisah Kain dan Habel) pun mulai terlahir, kekerasan hidup pun mulai nampak, persaingan-persaingan pun tidak dapat dihindarkan. Dan kenyataan itu pun harus kita rasakan sampai sekarang ini. Bagaimana manusia yang pada mulanya diperintahkan untuk menguasai alam serta isinya dengan pengertian mengusahakan dan mengembangkannya dengan baik menjadi berubah dengan menguasainya dan mempergunakannya dengan semena-mena. Alam dan segala isinya pun menjadi sasaran kesemena-menaan dan keberingasan manusia. Pengrusakan tumbuh-tumbuhan, pemusnahan binatang-binatang, pengeksploitasian alam yang mengakibatkan kerusakan di semua belahan dunia. Dan kalau boleh saya katakan, sebaliknya pun alam dan mahluk lain pun kini benar-benar membuat permusuhan yang besar terhadap manusia. Ini terbukti dari banyaknya bencana alam yang terjadi, gempa, banjir, kekeringan, musim yang tidak menentu, ditambah lagi penyakit yang disebabkan oleh binatang-binatang, antraks, DBD, Flu burung, dsb. Pergaulan manusia dengan ciptaan lain sudah betul-betul rusak dan menimbulkan dampak yang sangat merugikan bagi semuanya. Untuk itu, sudah saatnya sebagai umat Kristen kita mengkaji ulang tentang panggilan dan perintah penciptaan itu, untuk hidup dalam damai sejahtera dalam persekutuan dan pergaulan yang baik terhadap alam dan segala mahluk ciptaan lainnya.
Bergaul
dengan Sesama
Pergolakan Rohani Remaja
Pergolakan Remaja
Nara
Sumber:
Pdt.Dr. Paul
Gunadi
Abstrak:
Masa remaja
adalah masa pergolakan. Salah satu pergolakan yang kerap dialami remaja adalah
pergolakan rohani di mana remaja mulai menolak nilai-nilai yang tadinya dianut.
Berikut akan dipaparkan penyebab pergolakan ini dan tanggapan yang sebaiknya
diberikan orangtua
Masa remaja
adalah masa pergolakan. Salah satu pergolakan yang kerap dialami remaja adalah
pergolakan rohani di mana remaja mulai menolak nilai-nilai yang tadinya dianut.
Berikut akan dipaparkan penyebab pergolakan ini dan tanggapan yang sebaiknya
diberikan orangtua.
- Pada masa remaja anak mengembangkan kemampuan berpikir abstrak dan melihat jauh ke muka. Lewat kemampuannya berpikir abstrak, remaja mulai memertanyakan hal-hal yang ia alami atau lihat. Jika sebelumnya semua dilihat dan diterima tanpa pertanyaan, sekarang dengan kemampuannya berpikir abstrak, remaja mulai memertanyakan hal-hal yang dianggap tidak masuk akal. Pada masa inilah mungkin remaja melihat ketidakadilan di dalam dunia dan mengaitkannya dengan keadilan Tuhan. Ia mulai bertanya, jika Tuhan ada, mengapakah Ia membiarkan ketidakadilan terus merajalela?
Arti Dari "Buah Roh"
BUAH ROH
Paulus
menyebutkan dalam Galatia 5: 22-23 buah Roh yang harus nampak dalam kehidupan
orang kristen. Buah Roh itu ialah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran,
kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri.
Menurut
kesaksian Alkitab, buah roh ini tidak akan dapat dimiliki oleh seseorang dengan
usaha sendiri. Sebab hidup manusia telah dikuasai oleh dosa dan telah kehilangan
kemuliaan Allah (Roma 3:23). Kita dapat melihat misalnya dalam Yohanes 15: 1-8.
Sebatang ranting tidak akan dapat mengeluarkan buah anggur apabila ia tidak
melekat pada pokok anggur itu. Demikian juga dengan kita. Kita tidak akan dapat
menampakkan buah roh apabila tidak melekat pada pokok anggur itu sendiri, yaitu
Tuhan Yesus Kristus.
Dengan kata
lain, kita dapat mengatakan bahwa buah roh dapat terwujud dalam hidup seseorang
apabila ia beriman kepada Kristus dan mau menyalibkan segala hawa nafsu dan
keinginannya yang bertentangan dengan Allah (Galatia 5:24). Buah roh
adalah sikap hidup yang nampak sebagai hasil dari kedekatan hubungan kita
dengan Allah; hasil dari penyerahan diri yang utuh kepadaNya.
Kehidupan
menurut Roh bertentangan dengan kehidupan di dalam daging (=hawa nafsu dan
keinginan yang bertentangan dengan kehendak Allah). Galatia 5: 17 menyatakan
dengan jelas kepada kita, “Sebab keinginan daging berlawanan dengan
keinginan Roh, dan keinginan Roh bertentangan dengan keinginan daging, karena
keduanya bertentangan…” Dalam diri manusia memang terdapat suatu
pertentangan antara mengikuti keinginan daging atau keinginan Roh. Apabila kita
menuruti kehendak Roh maka kita dapat mengalahkan keinginan daging.
Itulah sebabnya Paulus berkata, “Hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan
menuruti keinginan daging” (Galatia 5:16).
Allah
menginginkan kita agar menampakkan buah roh dalam sikap hidup kita. Sebab hidup
menurut Roh menunjukkan ciri hidup sebagai anak-anak Allah. Dalam Roma 8: 14
dikatakan, “Semua orang yang dipimpin oleh Roh Allah adalah Anak Allah.”
Dengan demikian, buah roh merupakan bukti nyata dari kehidupan sebagai
anak-anak Allah. Pada bagian berikut kita akan membahas lebih mendalam
satu-persatu dari buah roh tersebut di atas.
Terlambat UJIAN
* Humor *
TELAT UJIAN
Ada 4 orang mahasiswa yang kebetulan telat mengikuti ujian semester karena bangun kesiangan. Mereka lantas menyusun strategi untuk kompak memberi alasan yang sama, agar dosen mereka berbaik hati memberi ujian susulan.
Mahasiswa 1: Pak, maaf kami telat ikut ujian semester.
Mahasiswa 2: Iya, Pak. Kami berempat naik angkot yang sama dan ban angkotnya meletus.
TELAT UJIAN
Ada 4 orang mahasiswa yang kebetulan telat mengikuti ujian semester karena bangun kesiangan. Mereka lantas menyusun strategi untuk kompak memberi alasan yang sama, agar dosen mereka berbaik hati memberi ujian susulan.
Mahasiswa 1: Pak, maaf kami telat ikut ujian semester.
Mahasiswa 2: Iya, Pak. Kami berempat naik angkot yang sama dan ban angkotnya meletus.
Malaikat yang ketinggalan
Malaikat
yang ketinggalan
Pak Pendeta dan Pelayan Tuhan Pada suatu kali Pak Pendeta keburu-buru untuk pelayanan, tapi gara2 pesawat yg d tumpanginya telat mendarat, maka waktunya terbuang.. Tibalah seorang anak muda menjemput Pak Pendeta… |
Chatting with GOD
Chatting with GOD ( Penulis : Siska Purba)
Kemajuan teknologi dan komunikasi
pada zaman sekarang ini memudahkan kita untuk berkomunikasi. Beranekaragam
trend komunikasi pada saat ini antara lain; chatting lewat blackberry,
smarthphone, twitter, serta facebook yang sangat booming saat ini. Orang yang
sedang ber-chatting ria bisa melupakan banyak hal; lupa makan, lupa ngerjain
tugas, bahkan lupa berdoa. Kita mengorbankan banyak hal untuk kemajuan
teknologi saat ini kita mengorbankan uang untuk beli pulsa buat internetan
menggunakan blackberry ataupun untuk pergi kewarnet, kita mengorbankan waktu ,
kita mengorbankan orang disekitar kita tanpa kita sadari kita menjadi orang
yang acuh tak acuh ketika kita sedang menggunakan facebook ataupun twitter
sampai kita tidak mengetahui apa yang sedang terjadi disekitar kita.
Coba kita fikirkan !!!!
Untuk berkomunikasi dengan
beribu-ribu teman di facebook ataupun twitter kita rela mengeluarkan uang kita
untuk membeli blackberry, ataupun membeli pulsa untuk internetan atau pergi ke
warnet agar kita dapat berkomunikasi dengan teman dunia maya. Tetapi dengan
Tuhan? Kita nggak perlu melek teknologi atau harus punya blackberry untuk bisa
ngobrol dengan Tuhan. Kita bisa ngobrol dengan Tuhan dimana aja , dalam situasi
apa aja, dan GA PERLU BAYAR!!!!.
Kita bisa ngobrol dengan Tuhan tanpa perlu
nyiksa jari kita sampe pegel-pegel karena kita ga perlu capek-capek ngetik
lewat Hp lagi. Komunikasi dengan Tuhan ga perlu ngetik ini itu kita hanya
tinggal melipat tangan dan menutup mata kita bisa ngobrol dengan Tuhan selama
apapun itu sepuas hati kita dan itu lebih dari chatting dengan piranti
elektronik secanggih apapun , karena surga selalu online dengan anak-anak
Tuhan.
Namun sayang, banyak orang
percaya yang malas untuk ngobrol atau share dengan Tuhan, mereka lebih senang
ngobrol lewat internet sekalipun dengan orang yang ga mereka kenal. Padahal ,
setiap hari Tuhan udah nungguin kita datang dan bersekutu denganNya.
Sekarang mari kita renungkan
sejenak, haruskah kita selalu memikirkan hal duniawi??
Tuhan tidak menuntut apapun pada
kita, hanya percaya dan bersekutu pada dengannya! Dan bersekutu dengan Tuhan
tidaklah susah, hanya siapkan hati lipat tangan dan pejamkan mata, lalu
bayangkan Dia ada didepan kita, bayangkan wajahnya sejelas mungkin, lalu
ceritakanlah semua masalah, beban hidup serta sukacitamu pada Tuhan.
Dan percayalah...
Berkomunikasi dengan Tuhan itu
ISTIMEWA...
ayat-ayat emas Alkitab
Amsal 10:11
Harta yang cepat diperoleh akan berkurang, tetapi siapa mengumpulkan sedikit demi sedikit, menjadi kaya.
Amsal 10:22
Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya.
"Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur." ( Filipi 4:6 )
"Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui." ( Yeremia 33:3 )
"Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu." ( Amsal 16:3 )
"Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang." ( Kolose 4 :6 )
Flp. 4:13
I can do all things through Christ who strengthens me.
Harta yang cepat diperoleh akan berkurang, tetapi siapa mengumpulkan sedikit demi sedikit, menjadi kaya.
Amsal 10:22
Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya.
"Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur." ( Filipi 4:6 )
"Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kauketahui." ( Yeremia 33:3 )
"Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu." ( Amsal 16:3 )
"Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang." ( Kolose 4 :6 )
Flp. 4:13
I can do all things through Christ who strengthens me.
Pola Hidup Remaja Kristen Masa Kini
“POLA HIDUP REMAJA KRISTEN”
Masa remaja
merupakan masa pertumbuhan/perkembangan. Perkembangan yang dimaksud bukan arti
seakan-akan dalam masa remaja seseorang baru mulai berkembang di dalam
kehidupannya. Perkembangan yang dimaksud adalah perkembangan fisik, umur, moral
ke arah yang lebih baik lagi dari semula (ada perubahan). Masa remaja sering
disebut sebagai masa yang penuh gejolak dan masalah. Muatan pelajaran dan
kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang terlalu banyak menuntut waktu dan
perhatian mereka serta orang tua sering kali menambah beban anak-anak remaja
dalam pergaulan hidup sehari-hari. Tuntutan yang terlalu banyak sering kali
membuat seseorang ingin meninggalkan kebiasaan itu dan ingin “berpetualang”.
Dalam “petualangannya” seorang anak remaja dapat menjadi seorang yang
kehilangan identitas atau lupa diri. Dalam keadaan perkembangan zaman yang
sangat pesat dan seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, setiap orang
harus tetap memiliki pola hidup yang kokoh dan mengikuti perkembangan itu tanpa
kehilangan identitas. Seorang remaja Kristen tetap hidup sebagai seorang
Kristen.
1. Pengertian Masa Remaja (Masa Adolesen)
Sebagai seseorang remaja yang sedang masuk dalam tahap dewasa, remaja mengalami perkembangan atau pertumbuhan-pertumbuhan untuk memungkinkan menjadi seorang dewasa. Akan tetapi perlu kita ketahui pengertian masa remaja. Masa remaja (adoselen) dapat dipandang sebagai suatu msa di mana individu dalam proses pertumbuhannya (terutama) telah mencapai kematangan. Periode ini menunjukkan suatu masa kehidupan, di mana kita sulit untuk memandang remaja itu sebagai kanak-kanak, tetapi tidak juga orang dewasa.
Menurut Witherington (Psikolog), masa adolense dapat dibagi dalam dua fase, yaitu :
~ Fase remaja awal (pra-adolensence), yang berkisar antara usia 10 – 15 tahun : masa ini ditandai dengan perubahan fisik, misalnya tumbuh kumis pada anak laki-laki atau menstruasi pada anak perempuan.
~ Fase remaja akhir (late-adolensence), yang berkisar antara usia 15 – 18 tahun. Pada peridoe ini remaja mengadakan penyesuaian sosial menuju kepada kematangan dan penemuan diri.
2. Pokok Pembahasan
Dalam Alkitab dinyatakan dengan jelas : “Anak-anak pada masa mudanya seperti anak-anak panah di tangan pahlawan” (Mzm 127:4). Dalam pencarian serta penemuan diri, seorang remaja tidak terlepas dari situasi masyarakat sekitarnya. Setiap orang lahir dan dibesarkan dalam suatu komunitas, dan tidak terlepas dari komunitas tersebut. Baik buruknya sikap atau pola perilaku seseorang tidak terlepas dari baik buruknya komunitas masyarakat tempat tinggalnya. Dengan kata lain, masyarakat remaja mencapai atau tidak mencapai “sasaran” hidup yang tepat. Pada era modern saat ini yang ditandai dengan kemajuan teknologi, sering kali anak-anak remaja alam “petualangan”nya, menjadi seseorang yang kehilangan identitas. Kemampuan yang lemah dan kekurangsiapan dalam mengikuti dan memanfaatkan perkembangan zaman mengakibatkan seseorang remaja menjadi “korban teknologi”. Misalnya : teknologi informatika komputer yang diwarnai dengan meluasnya sarana “internet” dapat berakibat fatal apabila disalahgunakan dengan pengaksesan situs porno yang dapat merusak moral remaja dan menuntunnya ke arah yang lebih amoral dengan menggemari free-sex (seks bebas).
Akan tetapi faktor kemiskinan keluarga dan ketidakharmoniasan orang tua dapat dijadikan sebagai salah satu penyebab boborknya moral remaja, misalnya mengedar dan konsumsi narkoba sebagai alat ‘penyegar” pikiran dan pelarian, serta sebagai sararana agar diterima dalam peer group (teman sebaya). Pola hidup remaja seperti demikian adalah pola hidup yang bertentangan dengan ajaran Tuhan (Alkitab). Secara nyata Alkitab memang mencatat agar setiap anak menikmati masa mudanya, akan tetapi bukan berarti mengabaikan perintah Tuhan. Sebab jika masa muda dilalui tanpa korelasi yang baik dengan Tuhan maka itu adalah sia-sia (bnd Pkh 11:9-10). Yang menjadi pertanyaan saat ini adalah : “Bagaimana sebaiknya sikap seorang remaja Kristen dalam menyikapi perkembangan zaman di tengah-tengah pergaulan hidup?”
Menyikapi pola kehidupan remaja Kristen sekarang ini, alangkah baiknya bila back to the Bible (kembali kepada Alkitab). Rasul Paulus menegaskan kepada jemaat di Korintus bahwa tubuh itu merupakan bait Roh Kudus, tempat berdiamnya Roh Allah yang telah lunas dibayar harganya. Sebagai bait Allah yang adalah gambaran rupa Allah (imago Dei), setiap manusia (khususnya remaja) harus memiliki dan menyatakan sifat Allah itu, yakni : hidup dalam persekutuan yang kudus dengan Dia, hidup dalam Kasih, hidup kudus, pembawa damai, dan sebagainya.
1. Pengertian Masa Remaja (Masa Adolesen)
Sebagai seseorang remaja yang sedang masuk dalam tahap dewasa, remaja mengalami perkembangan atau pertumbuhan-pertumbuhan untuk memungkinkan menjadi seorang dewasa. Akan tetapi perlu kita ketahui pengertian masa remaja. Masa remaja (adoselen) dapat dipandang sebagai suatu msa di mana individu dalam proses pertumbuhannya (terutama) telah mencapai kematangan. Periode ini menunjukkan suatu masa kehidupan, di mana kita sulit untuk memandang remaja itu sebagai kanak-kanak, tetapi tidak juga orang dewasa.
Menurut Witherington (Psikolog), masa adolense dapat dibagi dalam dua fase, yaitu :
~ Fase remaja awal (pra-adolensence), yang berkisar antara usia 10 – 15 tahun : masa ini ditandai dengan perubahan fisik, misalnya tumbuh kumis pada anak laki-laki atau menstruasi pada anak perempuan.
~ Fase remaja akhir (late-adolensence), yang berkisar antara usia 15 – 18 tahun. Pada peridoe ini remaja mengadakan penyesuaian sosial menuju kepada kematangan dan penemuan diri.
2. Pokok Pembahasan
Dalam Alkitab dinyatakan dengan jelas : “Anak-anak pada masa mudanya seperti anak-anak panah di tangan pahlawan” (Mzm 127:4). Dalam pencarian serta penemuan diri, seorang remaja tidak terlepas dari situasi masyarakat sekitarnya. Setiap orang lahir dan dibesarkan dalam suatu komunitas, dan tidak terlepas dari komunitas tersebut. Baik buruknya sikap atau pola perilaku seseorang tidak terlepas dari baik buruknya komunitas masyarakat tempat tinggalnya. Dengan kata lain, masyarakat remaja mencapai atau tidak mencapai “sasaran” hidup yang tepat. Pada era modern saat ini yang ditandai dengan kemajuan teknologi, sering kali anak-anak remaja alam “petualangan”nya, menjadi seseorang yang kehilangan identitas. Kemampuan yang lemah dan kekurangsiapan dalam mengikuti dan memanfaatkan perkembangan zaman mengakibatkan seseorang remaja menjadi “korban teknologi”. Misalnya : teknologi informatika komputer yang diwarnai dengan meluasnya sarana “internet” dapat berakibat fatal apabila disalahgunakan dengan pengaksesan situs porno yang dapat merusak moral remaja dan menuntunnya ke arah yang lebih amoral dengan menggemari free-sex (seks bebas).
Akan tetapi faktor kemiskinan keluarga dan ketidakharmoniasan orang tua dapat dijadikan sebagai salah satu penyebab boborknya moral remaja, misalnya mengedar dan konsumsi narkoba sebagai alat ‘penyegar” pikiran dan pelarian, serta sebagai sararana agar diterima dalam peer group (teman sebaya). Pola hidup remaja seperti demikian adalah pola hidup yang bertentangan dengan ajaran Tuhan (Alkitab). Secara nyata Alkitab memang mencatat agar setiap anak menikmati masa mudanya, akan tetapi bukan berarti mengabaikan perintah Tuhan. Sebab jika masa muda dilalui tanpa korelasi yang baik dengan Tuhan maka itu adalah sia-sia (bnd Pkh 11:9-10). Yang menjadi pertanyaan saat ini adalah : “Bagaimana sebaiknya sikap seorang remaja Kristen dalam menyikapi perkembangan zaman di tengah-tengah pergaulan hidup?”
Menyikapi pola kehidupan remaja Kristen sekarang ini, alangkah baiknya bila back to the Bible (kembali kepada Alkitab). Rasul Paulus menegaskan kepada jemaat di Korintus bahwa tubuh itu merupakan bait Roh Kudus, tempat berdiamnya Roh Allah yang telah lunas dibayar harganya. Sebagai bait Allah yang adalah gambaran rupa Allah (imago Dei), setiap manusia (khususnya remaja) harus memiliki dan menyatakan sifat Allah itu, yakni : hidup dalam persekutuan yang kudus dengan Dia, hidup dalam Kasih, hidup kudus, pembawa damai, dan sebagainya.
Menurut John Wesley (Bapak Pendiri Gereja Methodist), setiap orang harus hidup dalam persekutuan dengan Allah untuk menemukan diri dalam diri Allah dengan kekudusan. Kekudusan yang dimaksud Wesley bukanlah kekudusan dalam arti asketis (bertapa untuk menghindari kehidupan masyarakat), kekudusan itu tidak hanya tampak pada self-holiness (kekudusan pribadi), misalnya : doa, puasa, tidak merokok, percaya kepada Tuhan Yesus, dan sebagainya. Melainkan bahwa kekudusan itu hendaknya tampak dalam kehidupan sosial masyarakat (social holiness). Seseorang disebut kudus bila keimanannya kepada Yesus dinyatakan dalam perbuatan baik dan membawa perubahan hidup dalam masyarakat (bnd Yak 2:17) untuk kemudian menuju kepada kesempurnaan Kirsten, yaitu ke dalam hidup yang terus menerus bertumbuh dan dibaharui dalam “Anugerah Allah” yang diberikan secara cuma-cuma kepada setiap orang. Dalam menjawab tantangan zaman, seorang remaja Kristen dituntut untuk menjadi teladan, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Dengan kata lain seorang remaja Kristen harus “tampil beda” dari yang non Kristen untuk mencapai “sasaran” hidup yang sesuai kehendak Yesus di tengah-tengah perkembangan zaman yang ditopang dengan adanya komitmen untuk hidup dalam pimpinan Tuhan, – seperti syair lagu dalam Kidung Jemaat No. 413:1.
Standar Kekudusan dalam Berpacaran
Tanya:
Bagaimanakah
standar kekudusan dalam berpacaran? Apakah yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan
dalam berpacaran yang sesuai dengan standar Allah?
Jawab:
Dalam
mencintai (philia-persahabatan) ataupun menyayangi (storge-kekeluargaan)
seseorang pasti kita ingin menunjukkannya secara nyata dalam perbuatan, baik
itu dengan memberi sesuatu atau menyediakan waktu untuk bersamanya. Tapi dalam
hal mencintai secara birahi (eros), tidak bisa tidak kita juga ingin
"memiliki" secara fisik. Yang terakhir inilah yang perlu kita
waspadai. Kalau kita menghormati kekasih kita, kita perlu menjaga apa yang tidak
disukainya dan tidak melanggar batasan yang diberikannya, misalnya sampai
dimana ia bisa mentoleransi pernyataan cinta kita.
Masalahnya
tidak semua wanita dapat membuat batasan sampai dimana ia bisa mentoleransi.
Banyak wanita yang karena takut kehilangan pacarnya, mau saja diperlakukan
sebagaimanapun. Ada banyak pula wanita yang memang polos dan tidak tahu menahu
akan hal yang bersangkut seks, sehingga bersikap dingin atau tidak bisa berkata tidak. Bagaimanapun
keputusan ada di tangan pria untuk mengendalikan hubungannya agar selalu dijalan yang disukai Allah.
Di dalam
Alkitab, Tuhan memang tidak menetapkan secara jelas mengenai hal ini. Ia hanya
memberikan rambu-rambu. Ada banyak ayat Alkitab yang mendukung hal ini, seperti
tubuh adalah bait Allah, tidak semua hal berguna, hiduplah kudus, hiduplah
dalam damai satu dengan lainnya, jauhilah percabulan, jangan mencobai Tuhan
Allahmu (kita pikir Tuhan pasti mengampuni jika kita berbuat dosa), jangan
mendustai Roh Kudus, dsb.
Kita tidak
dapat mengatakan sampai dimana, yang jelas sebagai orang beriman kita harus
selalu waspada akan rambu-rambu Allah. Jika pertanyaannya, apakah boleh mencium
pipi pacar, maka kami akan balik bertanya, apakah ada damai saat melakukannya?
Apakah itu bukan bentuk percabulan? Apakah berguna? dsb. Jika bukan, silahkan
saja. Pilihan dan keputusan kita adalah tanggung jawab kita sendiri.
Ada beberapa
saran dari beberapa hamba Tuhan dalam buku mereka. Paul Gunadi mengatakan,
"tidak boleh berpelukan berhadapan, berangkulan secara menyamping itu
diperbolehkan." Beberapa buku Kristen yang baik melarang melakukan
percumbuan yaitu perbuatan saling merangsang meski tidak melakukan senggama.
James C. Dobson memberi saran untuk selalu menjauhi tempat tidur jika sedang
berdua.
Buku "Cinta Kasih Seumur Hidup" (penulis: Dr. James C.
Dobson, penerbit: Kalam Hidup, tahun terbit:1999, judul asli: Love For A
Lifetime) memberikan 4 tahapan terakhir yang dilarang untuk mereka yang
pacaran:
- Tangan ke tubuh
- Mulut ke buah dada
- Menyentuh bagian bawah pinggang
- Persetubuhan.
Semoga Roh
Kudus selalu mengingatkan dan menjaga agar kita tetap di jalan-Nya.
Bahan
diambil dan diedit seperlunya dari: Sabda.org
Tips: Tentang Pacaran Remaja Kristen
Tidak heran
bahwa untuk mencapai tujuan yang agung, orang-orang Kristen bergaul dan
berpacaran secara berbeda dengan orang-orang non-Kristen. Pacaran bagi orang
Kristen ditandai dengan:
1. Proses
Peralihan dari "Subjective Love" ke "Objective Love."
"Subjective
love" sebenarnya tidak berbeda daripada manipulative love yaitu
"kasih dan pemberian yang diberikan untuk memanipulir orang yang
menerima". Pemberian yang dipaksakan sesuai dengan kemauan dan tugas dari
si pemberi dan tidak memperhitungkan akan apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh
si penerima. Sesuai dengan "sinful nature"nya setiap anak kecil telah
belajar mengembangkan "subjective love". Dan "subjective
love" ini tidak dapat menjadi dasar pernikahan. Pacaran adalah saat yang
tepat untuk mematikan sinful nature tsb, dan mengubah kecenderungan
"subjective love" menjadi "objective love". Yaitu memberi
sesuai dengan apa yang baik yang betul-betul dibutuhkan si penerima.
2. Proses
Peralihan dari "Envious Love" ke "Jealous Love."
"Envious"
sering diterjemahkan sama dengan "jealous" yaitu cemburu. Padahal
"envious" mempunyai pengertian yang berbeda. "Envious"
adalah kecemburuan yang negatif yang ingin mengambil dan merebut apa yang tidak
menjadi haknya. Sedangkan "jealous" adalah kecemburuan yang positif yang
menuntut apa yang memang menjadi hak dan miliknya. Tidak heran, kalau Alkitab
sering menyaksikan Allah sebagai Allah yang "jealous", yang cemburu
(misal: 20:5). Israel milik-Nya umat tebusan-Nya. Kalau Israel menyembah
berhala atau lebih mempercayai bangsa-bangsa kafir sebagai pelindungnya, Allah
cemburu dan akan merebut Israel kembali kepada-Nya.
Begitu pula
dengan pergaulan pemuda-pemudi. Pacaran muda-mudi Kristen harus ditandai dengan
"jealous love". Mereka tidak boleh menuntut "sesuatu" yang
bukan atau belum menjadi haknya (seperti: hubungan seksuil, wewenang mengatur
kehidupannya, dsb). Tetapi mereka harus menuntut apa yang memang menjadi
haknya, seperti kesempatan untuk dialog, pelayanan ibadah pada Allah dalam
Tuhan Yesus, dsb.
3. Proses
Peralihan dari "Romantic Love" ke "Real Love."
"Romantic
love" adalah kasih yang tidak realistis, kasih dalam alam mimpi yang
didasarkan pada pengertian yang keliru bahwa "kehidupan ini manis
semata-mata". Muda-mudi yang berpacaran biasanya terjerat pada "romantic
love". Mereka semata-mata menikmati hidup sepuas-puasnya tanpa coba
mempertanyakan realitanya, misal:
- apakah kata-kata dan janji-janjinya dapat dipercaya?
- apakah dia memang orang yang begitu sabar, "caring", penuh tanggung jawab seperti yang selama ini ditampilkan?
- apakah realita hidup akan seperti ini terus (penuh cumbu-rayu, rekreasi, jalan-jalan, cari hiburan)?
Pacaran
adalah persiapan pernikahan, oleh karena itu pacaran Kristen tidak mengenal
"dimabuk cinta". Pacaran Kristen boleh dinikmati tetapi harus
berpegang pada hal-hal yang realistis.
4. Proses
Peralihan dari "Activity Center" ke "Dialog Center."
Pacaran dari
orang-orang non-Kristen hampir selalu "activity- center". Isi dan
pusat dari pacaran tidak lain daripada aktivitas (nonton, jalan-jalan, duduk
berdampingan, cari tempat rekreasi, dsb.), sehingga pacaran 10 tahun pun tetap
merupakan 2 pribadi yang saling tidak mengenal. Sedangkan pacaran orang-orang
Kristen berbeda. Sekali lagi orang-orang Kristen juga boleh berekreasi dsb,
tetapi "center"nya (isi dan pusatnya) bukan pada rekreasi itu
sendiri, tapi pada dialog yaitu interaksi antara dua pribadi secara utuh
(Martin Buber, "I and Thou", by Walter Kauffmann, Charles Scribner's
Sons, NY: 1970), sehingga hasilnya suatu pengenalan yang benar dan mendalam.
5. Proses
Peralihan dari "Sexual Oriented" ke "Personal Oriented."
Pacaran
orang Kristen bukanlah saat untuk melatih dan melampiaskan kebutuhan seksuil.
Orientasi dari kedua insan tsb, bukanlah pada hal-hal seksuil, tapi sekali lagi
(seperti telah disebutkan dalam no. 4) pada pengenalan pribadi yang mendalam.
Jadi, masa
pacaran tidak lain daripada masa persiapan pernikahan. Oleh karena itu pengenalan
pribadi yang mendalam adalah "keharusan". Melalui dialog, kita akan
mengenal beberapa hal yang sangat primer sebagai dasar pertimbangan apakah
pacaran akan diteruskan atau putus sampai disini.
Beberapa hal
yang primer tsb, antara lain:
a. Imannya.
Apakah
sebagai orang Kristen dia betul-betul sudah dilahirkan kembali (Yoh 3:3),
mempunyai rasa takut akan Tuhan (Amsal 1:7) lebih daripada ketakutannya pada
manusia, sehingga di tempat- tempat yang tersembunyi dari mata manusia
sekalipun ia tetap takut berbuat dosa. Apakah ia mempunyai kehausan akan
kebenaran Allah dan menjunjung tinggi hal-hal rohani?
b.
Kematangan Pribadinya.
Apakah ia
dapat menyelesaikan konflik-konflik dalam hidupnya dengan cara yang baik? Dapat
bergaul dan menghormati orang-orang tua? Apakah ia menghargai pendapat orang
lain?
c.
Temperamennya.
Apakah ia
dapat menerima dan memberi kasih secara sehat? Dapat menempatkan diri dalam
lingkungan yang baru bahkan sanggup membina komunikasi dengan mereka? Apakah
emosinya cukup stabil?
d.
Tanggung-jawabnya.
Apakah dia
secara konsisten dapat menunjukkan tanggung-jawabnya, baik dalam studi,
pekerjaan, uang, seks, dsb.?
Kegagalan
dialog akan menutup kemungkinan mengenali hal-hal yang primer di atas. Dan
pacaran 10 tahun sekalipun belum mempersiapkan mereka memasuki phase
pernikahan.
Kegagalan
dalam dialog biasanya ditandai dengan pemikiran- pemikiran:
- Saya takut bertengkar dengan dia, takut menanyakan hal-hal yang dia tidak sukai.
- Setiap kali bertemu kami selalu mencari acara keluar ... atau kami ingin selalu bercumbuan saja.
- Saya rasa "dia akan meninggalkan saya" kalau saya menuntut kebenaran yang saya yakini. Saya takut ditinggalkan.
- Saya tidak keberatan atas kebiasaannya, wataknya bahkan jalan pikirannya asalkan dia tetap mencintai saya, dsb.
Halaman:
120 - 123
Judul Artikel:
Pastoral
Konseling
Penulis
Artikel:
Yakub B.
Susabda
Penerbit:
Gandum Mas,
Malang
Situs:
http://artc-remaja.blogspot.com